Home Trending Menyikapi Menkes Budi Gunadi Sadikin Soal Ukuran Celana ’33’ yang Kontroversial, Dinilai dari Medis
Trending

Menyikapi Menkes Budi Gunadi Sadikin Soal Ukuran Celana ’33’ yang Kontroversial, Dinilai dari Medis

Menkes menyampaikan pernyataan bahwa pria dengan ukuran celana jeans di atas '33' lebih cepat menghadap Allah.

Budi Gunadi Sadikin, Menkes RI (Istimewa)

Showbizline – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru-baru ini menjadi sorotan setelah menyampaikan pernyataan bahwa pria dengan ukuran celana jeans di atas ’33’ lebih cepat menghadap Allah.

Pernyataan ini bukan bertujuan untuk ‘body shaming’, melainkan sebagai pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah risiko penyakit berbahaya.

Tujuan utama dari pernyataan tersebut adalah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap indikator kesehatan, terutama yang berkaitan dengan obesitas dan risiko penyakit metabolik.

Ukuran Celana dan Lingkar Pinggang

Menanggapi pernyataan Menkes, dokter dan ahli gizi masyarakat Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum menjelaskan bahwa indikator kesehatan yang dimaksud bukanlah ukuran celana secara harfiah, melainkan lingkar pinggang.

“Mungkin yang dimaksud itu lingkar pinggang. Sebab, lingkar pinggang yang normal untuk laki-laki Asia Pasifik harus di bawah 90 cm dan perempuan di bawah 80 cm,” ungkapnya kepada sebagaimana dilansir dari Kompas.

Sebagai gambaran, pria dengan lingkar pinggang normal biasanya mengenakan celana dengan ukuran 29 hingga 32, tergantung bentuk tubuh dan potongan celana.

Pentingnya Memantau Lingkar Pinggang

Dokter spesialis gizi Dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK juga menekankan bahwa lingkar pinggang adalah indikator kesehatan yang bisa dipantau secara mandiri di rumah.

“Obesitas tidak hanya dilihat dari berat badan atau BMI, tetapi juga dari komposisi tubuh dan ukuran lingkar pinggang,” ujarnya.

Menurutnya, lingkar pinggang di atas 90 cm sudah tergolong obesitas sentral, yang berisiko tinggi terhadap kesehatan.

Risiko Obesitas Sentral

Obesitas sentral terjadi akibat penumpukan lemak visceral di sekitar perut, yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit metabolik.

“Laki-laki Asia bila melebihi angka tersebut, maka sudah termasuk obesitas sentral, yaitu penumpukan lemak visceral di sekitar perut yang sangat berisiko terhadap kesehatan,” jelas Dr. Christopher.

Lemak visceral berhubungan erat dengan resistensi insulin, tekanan darah tinggi, dan kadar lemak darah yang abnormal.

Panduan WHO dan IDF

Menurut panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan International Diabetes Federation (IDF), lingkar pinggang menjadi salah satu *penanda utama sindrom metabolik.

Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena enyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Menyikapi Pak Menteri

Pernyataan Menkes tentang ukuran celana ’33’ sepertinya merujuk pada lingkar pinggang sebagai indikator kesehatan. Lingkar pinggang yang melebihi batas normal dapat menjadi tanda obesitas sentral, yang berisiko tinggi terhadap berbagai penyakit metabolik.

Masyarakat diimbau untuk lebih memperhatikan lingkar pinggang sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit serius di masa depan.

Previously

Ingin Jaga Musik Dangdut, Ayu Ting Ting Gelar Konser Tunggal dengan Standar Internasional

Next

Olla Ramlan Putuskan Melepas Hijab, Bicara Pilihan Terbaik Untuknya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Showbizline
advertisement
advertisement