Ngeri! Fenomena Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’ dan Dampaknya di Media Sosial
Grup ini berisi percakapan yang mengarah pada hubungan seks sedarah, sebuah topik yang tidak hanya tabu tetapi juga berpotensi melanggar hukum.

Showbizline – Media sosial kembali dihebohkan dengan munculnya grup Facebook bernama ‘Fantasi Sedarah’, yang memicu kemarahan publik.
Grup ini berisi percakapan yang mengarah pada hubungan seks sedarah, sebuah topik yang tidak hanya tabu tetapi juga berpotensi melanggar hukum.
Kehadiran grup ini menimbulkan kekhawatiran di berbagai kalangan, termasuk para pengguna media sosial yang merasa bahwa platform seperti Facebook harus lebih ketat dalam mengawasi konten yang beredar.
Pendapat Pengamat Media Sosial
Pengamat media sosial Enda Nasution memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Ia menjelaskan bahwa media sosial pada dasarnya adalah tempat bagi orang-orang untuk berbagi dan berekspresi, termasuk dalam berbagai topik yang memiliki ketertarikan bersama.
“Ada banyak topik dari yang besar dan umum sampai yang kecil atau niche, dari yang sifatnya religius, positif sampai yang mungkin edgy dan nggak lazim. Selama tidak menyalahi Term of Services-nya platform tersebut berarti diperbolehkan,” ujar Enda.
Namun, ia juga menekankan bahwa platform media sosial harus lebih sensitif terhadap budaya dan norma lokal.
“Untuk pengguna, berhati-hati pada konten yang muncul di media sosial, bisa punya pengaruh pada mental dan cara berpikir kita, laporkan kalau menemukan konten-konten yang mengganggu,” tambahnya.
Reaksi Publik dan Desakan Penutupan Grup
Keberadaan grup ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Banyak pengguna media sosial yang mendesak agar pihak berwenang segera mengambil tindakan untuk menutup grup tersebut dan mengusut para pelaku yang terlibat.
Desakan ini akhirnya membuahkan hasil. Direktur Siber Polda Metro Jaya, Kombes Roberto Pasaribu, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan terhadap grup tersebut sejak seminggu lalu.
“Sudah, kita sudah melakukan proses penyelidikan sejak minggu lalu,” ujarnya.
Langkah Pemerintah dan Meta dalam Menangani Konten Sensitif
Selain pihak kepolisian, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga turut mengambil langkah tegas dengan memblokir beberapa grup Facebook yang mengandung konten inses.
Meta, sebagai pemilik Facebook, juga diharapkan lebih aktif dalam mengawasi dan menghapus konten yang melanggar kebijakan mereka.
Dalam beberapa kasus sebelumnya, Meta telah menutup berbagai grup yang berisi konten berbahaya, tetapi munculnya grup seperti ‘Fantasi Sedarah’ menunjukkan bahwa masih ada celah dalam sistem moderasi mereka.
Pentingnya Kesadaran Digital dan Perlindungan Pengguna
Fenomena ini menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya kesadaran digital. Pengguna media sosial harus lebih berhati-hati dalam mengakses dan berinteraksi dengan konten yang beredar.
Selain itu, orang tua juga perlu lebih aktif dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka di dunia maya, mengingat banyak konten yang dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka.
Munculnya grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’ menjadi bukti bahwa media sosial masih memiliki tantangan besar dalam mengontrol konten yang beredar.
Meskipun platform seperti Facebook memiliki kebijakan yang jelas, masih ada celah yang memungkinkan munculnya grup dengan topik sensitif dan berbahaya.
Dengan adanya penyelidikan dari pihak kepolisian dan langkah tegas dari Komdigi, diharapkan kasus ini dapat segera ditangani dan menjadi pelajaran bagi platform digital untuk lebih ketat dalam mengawasi konten yang beredar.