Home Showbiz & Celebrity Bittersweet of Life Bittersweet of Life Luna Maya: Kisah Mental Illness dan Bangkit dari Keterpurukan
Bittersweet of Life

Bittersweet of Life Luna Maya: Kisah Mental Illness dan Bangkit dari Keterpurukan

Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya: dari puncak karir, bangkit dari keterpurukan, hingga belajar mencintai diri. Inspirasi untuk yang sedang down!

Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/lunamaya)

“Hidup itu cuma punya dua pilihan. Kalau lu kena masalah, lu mau ikutin keterpurukan dan ada di sana atau tidak? Ada di sana bukan opsi bagi gue.”

Kalimat itu meluncur tegas dari Luna Maya dalam podcast Curhat Bang Denny Sumargo, menggambarkan semangatnya yang tak mudah patah.

Di balik senyum lebar dan aura percaya diri yang ia pancarkan, ada kisah panjang tentang jatuh, bangkit, dan belajar menerima bahwa hidup tak selamanya manis—tapi pahitnya justru mengajarkannya arti ketangguhan.

Dari Puncak Popularitas ke Titik Nol

Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)
Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)

Luna Maya tak menyangka bahwa karirnya yang cemerlang sebagai salah satu selebritas paling dicintai di Indonesia suatu hari akan berhadapan dengan badai.

Saat kasus hukum menyeret namanya, tawaran kerja menguap, iklan-iklan bergengsi hilang, dan cancel culture menghantam.

“Setahun gue gak kerja. Tabungan gue menipis. Gue pikir, masa gue diam aja?”

Bagi banyak orang, jatuh dari puncak adalah mimpi buruk. Tapi Luna memilih bertahan—dengan cara yang tak terduga: menjadi pedagang. Ia berjualan tas, bolak-balik ke Eropa, memulai dari nol.

“Gue dagang sampai bisa beli Lexus waktu itu. Gue udah mikir, dunia entertainment udah selesai buat gue.”

Tapi melepas status “selebritas” ternyata tak semudah membalik telapak tangan.

Post-Power Syndrome: Saat Dunia Berhenti Memuja

Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)
Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)

“Post-power syndrome itu… lu punya power, tiba-tiba lu gak ada. Tapi lu masih ngerasa, ‘Gila, gue kan seseorang tadinya.’ Sekarang nobody. Itu struggling banget.”

Luna mengaku mengalami fase depresi. Dari dipuja-puja, tiba-tiba dihujat. Dari selalu jadi nomor satu, kini tak dianggap. Proses penerimaannya panjang—butuh setahun, bahkan dua tahun.

“Mental illness itu nyata. Gue kena banget.”

Tapi justru di titik terendahnya, ia menemukan kekuatan baru.

Belajar Menerima: “Gue Nomor 2? Ga Masalah!”

Salah satu pelajaran terberat bagi Luna adalah menerima bahwa hidup tak selalu memberinya posisi utama.

“Kita semua gak suka di nomor 2 kan? Dulu selalu nomor 1. Tapi sekarang gue mikir, ga masalah mau nomor 1 atau 2.”

Ia belajar bahwa penerimaan bukan soal menyerah, tapi memahami bahwa hidup adalah siklus.

“Hari ini lu jatuh, besok lu bangkit. Hari ini lu sakit, besok lu sembuh. Gue percaya, nanti ada ujungnya.”

Fighting Spirit: “Gue Gak Mau Nyerah!”

Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)
Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)

Sifat pantang menyerah Luna terlihat dari caranya menghadapi masalah.

“Gue gak suka nyerah. Hal sepele aja, gue bakal cari cara sampai bener-bener gak bisa. Baru gue terima.”

Ia mengibaratkan hidup seperti sakit—jika badan yang sakit, ia istirahat dan minum obat. Jika hati yang sakit, ia memberi waktu.

“Minggu depan belum ketawa? Bulan depan. Gue percaya, nanti ada saatnya.”

Bersyukur di Tengah Badai

Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)
Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)

Meski pernah dihina dan dianggap “aib”, Luna justru menemukan kebahagiaan dalam hidupnya yang sekarang.

“Gue sangat bersyukur. Setiap malam sebelum tidur, gue bilang: ‘Terima kasih udah sehat, udah bisa sabar hari ini, udah bisa makan enak, punya rumah nyaman.'”

Ia tak lagi memusingkan omongan orang. Gosip? “Anggap aja publicity,” katanya sambil tertawa.

Pelajaran Terbesar: Hidup adalah Sekolah

“Gue gak kuliah di luar negeri, gue gak sekolah terbaik. Tapi wisdom dari ‘sekolah kehidupan’ gue ini lumayan asik.”

Bagi Luna, pengalaman pahit justru mengajarkannya lebih banyak daripada gelar akademis. Ia kini lebih bijak, lebih kuat, dan—yang paling penting—lebih mencintai hidupnya.

“Gue lahir kembali. Dan gue sangat mencintai hidup gue sekarang.”

Pesan untuk yang Sedang Terpuruk

Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)
Luna Maya bicara jujur tentang jatuh-bangun hidupnya, kisah pahit manis sang artis (Instagram/@lunamaya)

Di akhir perbincangan, Luna berpesan:

“Untuk yang lagi down, kamu akan baik-baik saja. Jangan khawatir. Gue aja bisa bangkit, lu juga pasti bisa.”

Kisah Luna Maya adalah bukti bahwa hidup memang pahit-manis. Tapi justru di balik kepahitan itulah kita menemukan kekuatan sejati—dan kadang, di ujung perjuangan, ada kebahagiaan yang tak terduga menanti.

“Gue gak nyangka akan seperti sekarang. Ini kayak dikasih kesempatan kedua.”

Dan ia membuktikan: jatuh bukan akhir cerita, tapi awal dari kebangkitan yang lebih kuat.

Previously

Yoni Dores Putus Asa, Alasan Akhirnya Laporkan Lesti Kejora ke Polda Metro Jaya

Next

Trailer dan Poster Resmi Film Lorong Kost Dirilis, Tayang 26 Juni 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Showbizline
advertisement
advertisement