Masa Depan Pekerjaan di Era AI, Peringatan dari Pencipta ChatGPT
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Altman menyatakan bahwa AI akan mengubah beberapa jenis pekerjaan.

Showbizline – Sam Altman, CEO OpenAI dan salah satu pencipta ChatGPT, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan mengejutkan tentang dampak kecerdasan buatan terhadap dunia kerja.
Dalam sebuah wawancara eksklusif, Altman menyatakan bahwa AI akan mengubah beberapa jenis pekerjaan.
“AI akan mengubah lanskap pekerjaan secara fundamental, dan beberapa peran mungkin benar-benar lenyap dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Pernyataan ini menggemakan kekhawatiran banyak pakar tentang revolusi industri baru yang dipicu oleh perkembangan pesat teknologi generatif seperti ChatGPT.
Bidang Pekerjaan yang Terancam
Altman secara khusus menyoroti beberapa sektor yang paling rentan terhadap disrupsi AI, seperti beberapa yang menyangkut bidang administratif dan penulisan.
“Tugas-tugas administratif, penulisan konten dasar, dan bahkan beberapa aspek pemrograman komputer akan menjadi semakin otomatis,” jelasnya.
Data dari World Economic Forum memperkuat prediksi ini, memperkirakan bahwa 85 juta pekerjaan global mungkin tergantikan oleh mesin pada 2025.
Namun, Altman juga menekankan bahwa AI tidak akan sepenuhnya menggantikan manusia, melainkan mengubah sifat pekerjaan yang ada. Contoh nyata sudah terlihat di industri media, di mana beberapa outlet mulai menggunakan AI untuk menulis berita singkat dan laporan keuangan dasar.
Peluang di Tengah Tantangan
Di balik ancaman terhadap pekerjaan tertentu, Altman melihat peluang besar di horison. Hal itu menurutnya akan berupa adanya pekerjaan-pekerjaan baru yang bisa tercipta.
“Justru akan muncul lapangan pekerjaan baru yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya,” ujarnya optimis.
Pakar ekonomi digital dari MIT, David Autor, mendukung pandangan ini dengan penelitian yang menunjukkan bahwa 65% pekerjaan di masa depan belum ada saat ini. Altman menyarankan agar tenaga kerja mulai beradaptasi
“Dengan mengembangkan keterampilan yang tidak bisa digantikan AI, seperti kreativitas tingkat tinggi, empati, dan pemecahan masalah kompleks,” lanjutnya.
Pemerintah dan institusi pendidikan pun didorong untuk berinvestasi besar-besaran dalam pelatihan ulang tenaga kerja.
Menyikapi Transformasi Digital
Sebagai penutup, Altman mengingatkan bahwa tidak ada kekuatan teknologi yang lebih penting daripada bagaimana sebagai masyarakat memilih untuk menggunakannya.
Para ekonom sepakat bahwa kunci menghadapi disrupsi AI terletak pada kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah, dan institusi pendidikan.
Sementara beberapa pekerjaan memang akan hilang, sejarah menunjukkan bahwa revolusi teknologi selalu menciptakan lebih banyak peluang daripada yang dihancurkannya – asalkan kita siap beradaptasi.
Masa depan pekerjaan mungkin tidak akan sama lagi, tetapi dengan persiapan yang tepat, bisa jadi justru lebih baik dari yang kita bayangkan.