6 Suplemen yang Sering Dikonsumsi Padahal Seringnya Tubuh Tidak Butuh
Banyak orang mengonsumsi suplemen tanpa kebutuhan medis. Padahal, 6 jenis suplemen ini tidak dibutuhkan tubuh jika pola makan sudah seimbang dan bisa menimbulkan efek samping serius.

Showbizline – Suplemen vitamin dan mineral sering dianggap sebagai solusi instan untuk menjaga kesehatan.
Namun, menurut berbagai studi medis, tidak semua suplemen benar-benar dibutuhkan tubuh—terutama jika seseorang sudah mendapatkan asupan gizi seimbang dari makanan harian.
Konsumsi suplemen tanpa indikasi medis justru bisa menimbulkan efek samping, membebani ginjal, dan berisiko bagi kesehatan jangka panjang.
Berikut adalah enam jenis suplemen yang sebaiknya tidak dikonsumsi tanpa anjuran dokter:
1. Multivitamin

Multivitamin kerap dipandang sebagai “penjaga kesehatan” yang serba bisa. Namun, penelitian dalam Annals of Internal Medicine (2013) menunjukkan bahwa konsumsi multivitamin secara rutin tidak memberikan manfaat signifikan dalam mencegah penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, atau penurunan fungsi kognitif.
“Jika pola makan seseorang sudah seimbang dan bergizi, asupan nutrisi harian sebenarnya sudah tercukupi dari makanan alami,” tulis laporan tersebut.
Terlalu banyak mengonsumsi multivitamin bisa menyebabkan overdosis mikronutrien, terutama vitamin yang larut dalam lemak seperti A dan E.
2. Vitamin A
Vitamin A memang penting untuk kesehatan mata dan sistem imun. Namun, dosis tinggi lebih dari 10.000 IU per hari dapat menyebabkan keracunan atau hipervitaminosis A, yang memicu gejala seperti pusing, mual, nyeri sendi, dan bahkan kerusakan hati.
“Suplemen tambahan biasanya tidak diperlukan kecuali ada defisiensi yang jelas,” tulis National Institutes of Health.
Sumber alami vitamin A seperti wortel, hati, dan sayuran berwarna oranye atau hijau sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.
3. Vitamin C
Meski dikenal sebagai antioksidan dan pendukung sistem imun, vitamin C berlebih bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare dan batu ginjal. Asupan dari buah-buahan seperti jeruk, stroberi, dan paprika sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian.
4. Vitamin E
Awalnya dipercaya melindungi jantung, studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi vitamin E dalam dosis tinggi tidak mencegah kanker atau penyakit jantung. Bahkan, bisa meningkatkan risiko pendarahan, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan pembekuan darah.
5. Vitamin B6
Vitamin B6 penting untuk fungsi saraf dan sistem imun. Namun, konsumsi berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan sensitivitas terhadap cahaya. Kebutuhan harian bisa dipenuhi dari makanan seperti ikan, pisang, dan kentang.
6. Kalsium
Kalsium memang penting untuk tulang, tetapi suplemen kalsium bisa meningkatkan risiko batu ginjal dan serangan jantung pada wanita menopause. Produk susu, sayuran hijau, dan ikan adalah sumber alami yang lebih aman.