Film ‘Pelangi di Mars’, Mimpi Anak Bangsa Suguhkan Karya Spektakuler yang Jadi Nyata
Film Pelangi di Mars garapan Upie Guava wujudkan mimpi besar anak bangsa tentang luar angkasa. Simak kisah Pelangi, teknologi XR, dan harapan baru dalam sinema Indonesia.

Showbizline – Film fiksi ilmiah Indonesia berjudul Pelangi di Mars menjadi bukti bahwa mimpi besar bisa diwujudkan dengan kolaborasi dan teknologi.
Disutradarai oleh Upie Guava dan diproduksi oleh Mahakarya Pictures, film ini mengangkat kisah tentang masa depan Bumi yang mengalami krisis air dan harapan baru yang lahir di planet Mars.
Ide film ini telah ada sejak tahun 2020, dan awalnya dianggap “gila” oleh banyak orang. Namun, ide ini akhirnya menemukan jalannya dengan bertemu dengan orang-orang dengan mimpi yang sama.
“Gue yakin ketika bicara gagasan ini kayak enggak mungkin. Sampai titik ini merasa bangga karena bertemu dengan banyak orang dengan mimpi sama,” ujar Upie Guava dalam acara cast reveal di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (17/7/25).
Gunakan Teknologi Canggih

Film ini menggunakan teknologi Extended Reality (XR) dan motion capture, menjadikannya salah satu produksi paling ambisius di Indonesia.
Proses syuting dibagi menjadi dua sesi yaitu 12 hari untuk motion capture dan 14 hari untuk live action. “Syuting sudah selesai, tinggal poles terakhir,” kata Upie.
Produser Dendy Reynando mengaku langsung tertarik dengan gagasan film ini karena minimnya pilihan film keluarga di Indonesia.
“Masa depan peradaban ada di tangan anak-anak. Tinggal anak-anak punya imajinasi apa. Semoga film ini bisa men-trigger imajinasi-imajinasi anak,” ujarnya.
Sementara aktris Lutesha menyebut pengalaman syuting dengan teknologi XR sebagai tantangan yang menyenangkan. “Harus pandai-pandai berimajinasi. Tapi ternyata hasilnya bagus, bangga,” katanya.
Rio Dewanto, yang memerankan karakter Banyu, juga mengapresiasi pendekatan visual dan teknis yang digunakan dalam film ini. “Menyenangkan experience-nya karena ini pertama kali,” imbuh Rio.
Premis Sangat Menarik

Film ini berlatar tahun 2090, ketika satu-satunya sumber air bersih di Bumi telah dimonopoli oleh korporasi raksasa bernama Nerotex.
Di tengah keputusasaan umat manusia, lahirlah Pelangi, seorang gadis berusia 12 tahun yang menjadi manusia pertama yang lahir dan tumbuh di Mars.
Diperankan oleh Messi Gusti, karakter Pelangi hidup seorang diri setelah ditinggalkan oleh ibunya, Pratiwi (Lutesha), dan seluruh koloni manusia.
Kesendiriannya berubah saat ia bertemu dengan sekelompok robot rusak yang telah lama ditinggalkan.
Bersama mereka, Pelangi memulai misi penting untuk menemukan Zeolith Omega, mineral ajaib yang diyakini mampu memurnikan air di Bumi.
Narasi ini tidak hanya menyentuh tema petualangan antariksa, tetapi juga menggambarkan persahabatan, ketangguhan, dan harapan.