Luna Maya di Film Sukma, Terjebak Misteri Cermin dalam Horor Level Baru
Luna Maya tampil memukau di film horor terbaru Sukma, garapan Baim Wong. Simak kisah Arini, misteri cermin tua, dan horor level baru yang mengguncang perfilman Indonesia.
Showbizline – Aktris papan atas Luna Maya kembali menunjukkan kualitas aktingnya lewat film horor terbaru berjudul Sukma, garapan sutradara dan produser Baim Wong.
Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 11 September 2025, dan disebut-sebut sebagai horor dengan pendekatan visual dan naratif yang belum pernah dijelajahi sebelumnya di perfilman nasional.
Bukan Cermin Biasa
Dalam Sukma, Luna Maya memerankan karakter Arini, seorang ibu muda yang pindah ke rumah tua di kota kecil bersama keluarganya untuk memulai hidup baru.
Namun, ketenangan yang diharapkan segera berubah menjadi teror ketika anaknya, Iyan, mulai mengalami kejadian supranatural yang berpusat pada sebuah cermin tua di rumah tersebut.
“Cermin di rumah Ibu itu, bukan cermin biasa,” ucap karakter Bu Sri, diperankan oleh Christine Hakim, dalam salah satu dialog yang memicu rasa penasaran penonton.
Pengalaman Horor yang Berbeda
Luna Maya mengaku bahwa film ini menghadirkan pengalaman horor yang berbeda. “Penonton akan melihat sesuatu yang belum pernah ditemukan tentang kisah yang akan terkuak dari cermin yang menjebak manusia,” ujarnya dalam konferensi pers.
Ia juga menyebut bahwa Sukma adalah level horor yang baru dari Baim Wong, menandai evolusi genre horor lokal yang lebih dalam secara psikologis dan emosional.
Selain Luna Maya, film ini juga dibintangi oleh Oka Antara, Fedi Nuril, serta deretan aktor dan aktris lintas generasi seperti Anna Jobling, Kimberly Ryder, Asri Welas, dan Giovanni Tobing.
Penulis skenario Ratih Kumala, yang sebelumnya sukses lewat serial Gadis Kretek, turut memperkuat struktur cerita dengan pendekatan naratif yang kompleks dan menggugah.
Resmi Rilis Teaser dan Poster
Teaser trailer dan poster resmi telah dirilis oleh Tiger Wong Entertainment, menampilkan Luna Maya menatap cermin dengan ekspresi penuh ketegangan, sementara di balik pantulan kaca muncul separuh wajah Christine Hakim.
Visual ini menyiratkan bahwa ada dua dunia yang saling berkaca, namun tidak saling mengenal—sebuah metafora tentang obsesi terhadap masa muda dan keabadian yang menjadi tema sentral film.
Baim Wong menyebut bahwa Sukma adalah eksplorasi baru dalam penyutradaraan, baik dari sisi teknis artistik maupun penceritaan.
“Kita akan menyaksikan horor yang belum banyak dijelajahi di perfilman kita, melalui misteri cermin yang menawarkan usia muda berkepanjangan. Namun, akan ada korban dari peristiwa itu,” ungkapnya.
